Home

/

Artikel

/ Pendidikan VS Keterampilan: Apakah Gelar Masih Relevan bagi Pekerja Blue-Collar?
Pendidikan VS Keterampilan: Apakah Gelar Masih Relevan bagi Pekerja Blue-Collar?
19 Mar 2025
Share

Di dunia kerja saat ini, persaingan semakin ketat. Teknologi terus berkembang, cara kerja juga terus berubah. Perusahaan tidak hanya mencari orang yang rajin bekerja, tetapi juga yang mampu cepat beradaptasi. Pekerja blue-collar, baik di bidang manufaktur, konstruksi, logistik, maupun sektor lainnya, dituntut memiliki keterampilan praktis dan ketangkasan tinggi. 


Di tengah kondisi seperti ini, apakah gelar pendidikan masih penting bagi pekerja blue-collar? Mari kita cari tahu lebih dalam!


Kapan Gelar Pendidikan Dibutuhkan di Dunia Blue-Collar

Pendidikan formal tetap memiliki nilai lebih. Melalui bangku kuliah atau sekolah, seseorang tidak hanya belajar teori, tetapi juga melatih pola pikir kritis, kedisiplinan, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Bagi sebagian orang, gelar pendidikan bisa menjadi tiket untuk membuka peluang karir yang lebih luas, khususnya pada posisi manajemen atau pengawas di sektor blue-collar. Misalnya, di pabrik manufaktur besar, posisi supervisor produksi atau manajer operasional seringkali mensyaratkan minimal diploma atau sarjana agar dianggap layak memimpin tim.


Ada juga situasi di mana gelar menjadi syarat mutlak. Beberapa perusahaan tambang atau sektor energi, contohnya, mewajibkan kualifikasi pendidikan tertentu untuk posisi seperti HSE Officer (Health, Safety, Environment) karena tuntutan regulasi keselamatan kerja yang ketat. Bahkan, untuk mengikuti program promosi jabatan di beberapa BUMN atau perusahaan multinasional, gelar menjadi salah satu faktor penentu kelayakan. Jadi, bagi yang menargetkan posisi strategis atau kepemimpinan, pendidikan formal tetap bisa menjadi bekal penting.


Skill Teknis dan Sertifikasi Jadi Kunci di Lapangan

Keterampilan teknis saat ini menjadi fondasi utama di dunia kerja blue-collar. Di industri seperti manufaktur, konstruksi, logistik, hingga transportasi, perusahaan mencari tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. Contoh konkretnya, seorang operator forklift yang memiliki sertifikat resmi dan pengalaman kerja jauh lebih cepat diterima dibandingkan pelamar yang hanya mengandalkan ijazah tanpa keterampilan teknis spesifik. Begitu pula teknisi las (welder) bersertifikat yang bisa langsung bekerja di proyek-proyek besar, baik dalam negeri maupun luar negeri.


Sertifikasi dan pelatihan menjadi jalan praktis untuk meningkatkan kemampuan tanpa harus menempuh pendidikan formal bertahun-tahun. Ada banyak program seperti pelatihan alat berat, sertifikasi welding, pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), hingga kursus pengelasan bawah air (underwater welding) yang diakui di dunia industri. Waktu belajar relatif singkat, biayanya lebih terjangkau, dan hasilnya langsung terasa, baik dalam bentuk kenaikan gaji maupun peluang kerja di proyek-proyek besar.


Kesimpulan

Memiliki gelar bisa menjadi nilai tambah, terutama bagi yang menargetkan posisi tertentu, seperti posisi pengawas. Namun di dunia blue-collar, keterampilan tetap menjadi pondasi utama. Industri lebih menghargai mereka yang mau belajar, terus mengasah kemampuan, dan siap menghadapi tantangan baru di lapangan.


Bagi yang ingin berkembang, peluang selalu terbuka lebar. Di Kerjaholic, setiap hari tersedia banyak lowongan kerja blue-collar dari berbagai sektor. Jadi, jangan ragu untuk cek dan apply di website maupun aplikasi Kerjaholic. Yuk, terus tingkatkan keterampilan, dan manfaatkan setiap peluang yang datang!


Artikel Lainnya
Article image
Tips Cuti Lebaran Tetap Tenang, Meski Kerja Tetap Jalan
2 Apr 2025
Article image
THR Habis Sebelum Sampai Kampung Halaman? Bisa Jadi Karena 5 Kesalahan Ini!
25 Mar 2025
Article image
Pendidikan VS Keterampilan: Apakah Gelar Masih Relevan bagi Pekerja Blue-Collar?
19 Mar 2025